Saturday, October 20, 2012

Bintang, ruang diantaranya dan rasi mimpi


Seperti mimpi, setiap melihat bintang, kita membayangkan mimpi dan cita-cita kita, entah apa dan bagaimana mimpi itu terus berputar dan memiliki jalannya sendiri yang disebut rotasi. rotasi bintang dan mimpi bagiku adalah se alur, berputar ke segala arah, tidak dapat di duga, bermunculan tiba-tiba, dan diharapkan selalu ada dan tergapai mata.
Aku disini berperan sebagai seorang petualang yang selalu mempunyai mimpi besar, gambar dibawah ini ku dapat dari seorang pemimpi besar, Arai Ichsanul Mahidin. Dia adalah tokoh kedua dari cerita tetralogi novel laskar pelangi karya Andrea Hirata, entah karena ku baca novelnya atau dia secara tidak langsung menjadi motivator hidup ku. Seperti itu lah mimpi ku, tiap ku lihat langit ku bayangkan mereka selalu ada, dan setelah membaca berbagai artikel tentang bintang dan astronomi yang ku senangi, maka tidak ada salahnya untuk menggabungkan nya menjadi sebuah teori konspirasi.



Ku mulai dengan jarak bumi dan matahari. jika dipendekkan menjadi 1 m, mungkin bintang terdekat baru akan ditemukan pada jarak sekitar 30 km. Maka di antara bumi dan matahari (bintang), ada ruang hampa yang tidak salah jika kita menyebutnya ruang antarbintang. Dahulu orang menganggap ruang itu kosong. Namun berkat kemajuan teknologi, di beberapa tempat di ruang antarbintang itu ditemukan beberapa jenis zat yang sebagian besar dari unsur hidrogen. Ya hidrogen, ku lihat unsur ini selalu menghiasi top rank sistem periodik, dia tak pernah turun peringkat sekalipun.
Bentuk umum ruang antarbintang menyerupai vakum seperti dikenal di bumi. Di ruang itu ada materi antarbintang. Di beberapa tempat, materi antarbintang dapat dilihat sebagai awan antar bintang yang tampak terang. Di dalam materi itu ada 10.000 atom/cm2, sedangkan kerapatan di ruang antarbintang jauh lebih rendah, sekitar 1 atom/cm2.

 Tidak hanya itu, selain hidrogen ditemukan partikel lain yang jauh lebih kecil dengan diameter sekitar 1 mikron (0,0001 mm). Partikel semacam itu pun jika ada hanya dapat dicari “sebuah” dalam volume 5 juta m3. Meski sangat langka, beberapa pengaruh bisa ditimbulkannya. Salah satu akibat yang dapat dirasakan adalah melemahkan cahaya bintang yang melewati partikel itu, dibandingkan jika sinar itu tidak melewati daerah tersebut, sebagai astronom amatir sepertiku pun akan dapat mengetahui terdapat susunan materi yang berbeda di sana.

Beberapa bagian langit yang dekat dengan bumi mempunyai lebih banyak materi. Di daerah padat materi itu, atom-atom lebih rapat. Namun hanya beberapa puluh atom setiap 1 cm3. Bandingkan dengan kerapatan angkasa bumi yang mengandung 3 kali 10 pangkat -9 molekul per cm3. Pemotretan bagian langit menunjukkan letak dan kumpulan materi itu tak teratur. Itu memberikan kesan semua dalam keadaan bergerak, seolah-olah bersinar, yang dapat dipelajari lewat cara optis. Ada pula awan gelap yang hanya dapat dianalisis lewat sinyal-sinyal yang ditangkap di bumi melalui teleskop radio. Berbicara tentang teleskop, tentu sangat berkaitan erat dengan cahaya bintang yang sering kita lihat bersatu, menyusun, menjadi rasi bintang.

Rasi bintang itu seperti kumpulan pasir pemalu berwarna berbeda yang membentuk simbol atau gambaran di pesisir pantai. Padahal banyak sekali pasir di pantai, maka jika engkau bertanya kepadaku berapa jumlah bintang di langit, lalu akan ku jawab sebanyak butir pasir di seluruh pantai. pengertian sederhana suatu rasi bintang, gugus bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Kita manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dengan adanya imaginasi, dan sepanjang sejarah telah manusia kita telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.



Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, tapi untuk nusantara Indonesia biasa nya yang memiliki budaya mempelajari rasi bintang adalah anak-anak bangka-belitung, entah karena ku membaca dari novel atau memang kenyataan nya begitu, tetapi beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan oleh orang biasa, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak. Sekarang coba kita mensinonim kan mimpi menjadi bintang, tak usah membayangkan betapa sulit menghubungkannya, bagilah Ia menjadi beberapa rasi yang mempunyai ruang kosong, dalami ruang kosong itu, gunakan dengan kegiatan sehari-hari yang bermanfaat, sehingga mimpi itu tidak akan terhalang oleh zat yang akan melemahkan cahaya nya, bintang itu pasti akan berjalan pada rotasinya dan membentuk rasi kehidupan bahagia, terwujudlah mimpi kita.


0 komentar: